Jepang dikenal sebagai negara dengan budaya disiplin dan sopan santun yang tinggi, termasuk dalam hal berbelanja. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Jepang, memahami etika belanja di Jepang sangat penting agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau dianggap tidak menghormati budaya setempat.
Berbelanja di Jepang bukan sekadar transaksi jual beli, tetapi juga mencerminkan sikap dan tata krama yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Di negara ini, terdapat aturan tidak tertulis yang harus diperhatikan, seperti antre dengan tertib, tidak menyentuh barang sembarangan, serta selalu membayar dengan kedua tangan sebagai bentuk penghormatan kepada penjual. Selain itu, berbicara dengan suara keras atau menawar harga di toko tertentu bisa dianggap tidak sopan.
1. Antre
Mengantri merupakan salah satu etika belanja di jepang yang harus di patuhi. Di Jepang, budaya mengantre sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan diterapkan dalam berbagai situasi, termasuk saat akan memasuki toko.
Kebiasaan ini terutama terlihat ketika ada momen khusus, seperti musim diskon besar-besaran baik di musim panas maupun musim dingin serta ketika ada acara spesial seperti peluncuran produk terbaru, peresmian toko baru, atau event promosi tertentu.
2. Dilarang Makan atau Minum di Dalam Toko
Jika berkunjung ke toko-toko di Jepang, maka akan sering menemukan papan peringatan yang melarang pengunjung untuk makan atau minum di dalam area toko. Aturan ini diberlakukan bukan tanpa alasan, melainkan demi menjaga kebersihan lingkungan serta mencegah risiko barang dagangan terkena noda atau rusak akibat tumpahan makanan dan minuman.
Barang-barang yang dijual, terutama jika berupa pakaian, buku, atau barang elektronik, bisa mengalami kerusakan jika terkena cairan atau kotoran yang sulit dibersihkan. Oleh karena itu, pemilik toko sangat menjaga kualitas barang yang mereka jual dengan menerapkan kebijakan ini.
3. Letakkan Uang di Baki Saat Membayar
Meskipun metode pembayaran digital mulai semakin berkembang di Jepang, penggunaan uang tunai masih menjadi pilihan utama bagi banyak orang, terutama di toko-toko kecil dan pasar tradisional. Namun, ada satu kebiasaan unik dalam transaksi tunai yang masih diterapkan di banyak tempat, yaitu meletakkan uang di baki khusus yang telah disediakan di meja kasir, alih-alih menyerahkannya langsung ke tangan kasir.
Kebiasaan ini berakar dari nilai kesopanan yang dianut oleh masyarakat Jepang, di mana mereka menghindari kontak fisik secara langsung saat bertransaksi. Selain itu, meletakkan uang di baki juga membantu mempermudah proses pembayaran agar lebih rapi dan terorganisir, serta menghindari kemungkinan uang terjatuh atau tertukar.
4. Dilarang Menawar
Di Jepang, harga barang yang tertera di toko adalah harga final yang tidak bisa ditawar. Karyawan toko tidak memiliki wewenang untuk mengubah harga, sehingga mencoba menawar justru dianggap kurang sopan.
Dalam budaya Jepang, menawar seolah-olah menunjukkan bahwa pembeli meragukan nilai barang yang dijual dan menganggapnya kurang berharga dibandingkan harga yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, jika berbelanja di Jepang, sebaiknya langsung membayar sesuai harga yang tertera tanpa mencoba melakukan negosiasi.
5. Jangan Memberi Tip
Berbeda dengan kebiasaan di beberapa negara lain, memberi tip setelah menerima layanan di Jepang bukanlah sesuatu yang lazim, bahkan bisa dianggap kurang pantas. Baik saat menggunakan jasa taksi, makan di restoran, menginap di hotel, atau mendapatkan layanan di salon kecantikan, pelanggan tidak perlu memberikan tip kepada pekerja.
Sebagian besar pekerja di Jepang sudah menerima gaji yang sesuai dengan standar industri mereka, sehingga mereka tidak mengharapkan tambahan uang dari pelanggan. Justru, banyak dari mereka akan merasa canggung atau tidak nyaman jika diberi tip karena hal ini bukan bagian dari budaya mereka
6. Jangan Buka Kemasan Sebelum Membayar
Jika sedang berbelanja di Jepang dan ingin melihat isi suatu produk yang masih terbungkus dalam kemasan, jangan langsung membukanya sendiri. Sebaiknya, tanyakan kepada staf toko apakah ada sampel yang bisa dicoba. Para staf biasanya akan dengan senang hati membantu dan memberikan produk yang boleh diperiksa.
Selain itu, mereka juga akan memperhatikan pelanggan yang mencoba produk untuk memastikan barang tetap dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan. Ini adalah bagian dari pelayanan toko untuk menjaga kualitas produk sekaligus memberikan pengalaman belanja yang lebih nyaman bagi pelanggan.
Demikianlah penjelasan mengenai beberapa etika belanja di Jepang. Memahami dan menerapkan etika belanja di Jepang bukan hanya menunjukkan rasa hormat terhadap budaya setempat, tetapi juga membuat pengalaman berbelanja lebih menyenangkan dan lancar.
Dengan mengikuti aturan seperti antre dengan tertib, tidak menawar di tempat yang tidak memperbolehkan, serta membayar dengan sopan, kita dapat berinteraksi dengan penjual dan pelanggan lain secara lebih baik.